Di balik kesederhanaannya sebagai alat kebersihan tradisional, tersimpan sebuah proses pembuatan yang membutuhkan ketelatenan dan dedikasi. Sapu lidi, yang akrab digunakan di rumah-rumah hingga pekarangan, ternyata melalui serangkaian tahapan panjang yang unik, bermula dari pelepah daun kelapa atau aren hingga menjadi alat pembersih yang fungsional.
Proses pembuatan sapu lidi umumnya dimulai dengan pengambilan dan pemilihan bahan baku. Lidi, atau tulang daun, diambil dari pelepah daun pohon kelapa atau aren. Menurut para pengrajin, daun yang dipilih adalah yang sudah tua atau yang jatuh namun masih utuh dan belum rapuh. Daun aren sering menjadi pilihan favorit karena lidinya dikenal lebih kuat dan elastis.
Tahap paling memakan waktu dan intensif adalah pemisahan lidi dari helaian daunnya. Proses ini sebagian besar dilakukan secara manual, helai demi helai, dengan hati-hati membersihkan sisa daun yang menempel. Terkadang, pelepah dibiarkan mengering sedikit agar proses pemisahan lebih mudah, namun tidak sampai lidi menjadi rapuh. Untuk skala produksi yang lebih besar, alat bantu sederhana mungkin digunakan, namun sentuhan manual tetap dominan.
Setelah lidi terpisah, tahap selanjutnya adalah pembersihan dan penjemuran. Lidi yang terkumpul dibersihkan dari sisa serat atau kotoran, lalu dijemur di bawah sinar matahari. Penjemuran ini krusial untuk menghilangkan kadar air, membuat lidi lebih kering, kuat, kaku, dan tahan lama, serta mencegah jamur atau pelapukan. Durasi penjemuran bisa bervariasi, biasanya membutuhkan beberapa hari hingga lidi benar-benar kering.
Memasuki tahap pengikatan lidi menjadi sapu, lidi-lidi yang sudah bersih dan kering dikumpulkan dalam jumlah yang besar – bisa mencapai ratusan hingga ribuan helai untuk satu sapu. Lidi ditata rapi, dengan bagian pangkal yang lebih tebal menjadi pegangan, dan ujung-ujung runcingnya sebagai bagian penyapu. Pengikatan dilakukan dengan kuat menggunakan tali, kawat, atau serat alami pada beberapa titik untuk memastikan semua lidi terikat erat dan tidak mudah lepas. Ada berbagai metode pengikatan, dari yang sederhana hingga anyaman atau lilitan yang lebih rumit untuk menambah kekuatan dan nilai estetika. Beberapa sapu lidi juga dilengkapi dengan gagang panjang dari kayu atau bambu, khususnya untuk membersihkan area yang lebih luas.
Tahap terakhir adalah perapian dan finishing. Ujung-ujung lidi pada bagian penyapu dirapikan dengan pemotongan agar rata dan efektif. Setiap sapu kemudian diperiksa kualitasnya untuk memastikan kekokohan ikatan dan kesiapan untuk digunakan atau dipasarkan.
Meskipun terlihat sederhana, seluruh proses pembuatan sapu lidi ini merupakan pekerjaan padat karya yang sering menjadi tulang punggung ekonomi bagi banyak masyarakat di pedesaan, khususnya di wilayah penghasil kelapa atau aren. Ini bukan hanya tentang membuat alat kebersihan, melainkan juga melestarikan kerajinan tradisional yang berakar kuat pada nilai ketekunan dan kemandirian lokal.